“Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau
pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah
hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.”
“Kadang - kadang pilihan yang terbaik adalah menerima...”
“Barangkali itulah mengapa kematian ada, aku menduga. Mengapa kita
mengenal konsep berpisah dan bersua. Terkadang kita memang harus
berpisah dengan diri kita sendiri; dengan proyeksi. Diri yang telah
menjelma menjadi manusia yang kita cinta.”
“Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tahu.”
“Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai
jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal
bagi seseorang.”
“Jingga di bahumu. Malam di depanmu. Dan bulan siaga sinari langkahmu.
Teruslah berjalan. Teruslah melangkah. Kutahu kau tahu. Aku ada.”
“Rasa hangat ketika kedua tubuh bertemu, rasa lengkap ketika dua jiwa
mendekat, rasa rindu yang tuntas ketika kedua pasang mata menatap.”
“Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat.
Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa,
karena kini kumiliki segalanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar