Rabu, 29 Mei 2013

Cerpen: Dandelion


 Sayup-sayup suara burung pagi ini seperti membangunkan ku dari tidur panjang, aku membuka mataku, berjalan kearah jendela dan membukanya. Paparan sinar matahari pagi, udara pagi, dan suara kendaraan orang-orang yang akan berangkat kerja, serasa membuatku bersyukur masih bisa menyaksikan kota Paris pagi ini. Secangkir kopi selalu menemani indahnya pagi ku, menyesap sedikit rasa pahit dan juga aroma kopi ini serasa tidak lengkap jika tidak memikirkan seorang kamu.

"Seorang pelukis itu, bebas untuk melukiskan apa pun yang di lihat dan di pikir kan nya. Dan pasti, seorang pelukis punya arti tersendiri jika melukiskan sesuatu." kata mu pada ku, di awal pertama kali kita bertemu.

Pagi itu, aku sedang duduk di taman Parc de Sceaux, bersama dengan yang lain. "Maksud mu?" tanya ku bingung.

Kamu duduk di sebelah ku, dan melihat kearah lukisan ku. "Kamu melukis dandelion, pastinya kamu punya maksud tersendiri dari lukisan mu itu, bukan?"

"Yeah.. tentu saja. Aku melukis dandelion karena bunga dandelion itu indah." jawab ku.

"Kamu tau gak, dandelion bukan hanya bunga yang indah, tapi juga mempunyai arti kebebasan." kata mu, sambil berdiri, lalu mengambil setangkai bunga dandelion, dan meniupnya. Lalu kamu kembali sibuk dengan kameramu.

Entah sejak saat itu, ketika setiap pagi aku ketaman, aku sangat ingin melihat dirimu disana, sibuk dengan kamera SLR mu, memotret begitu banyak dandelion. Kecintaan mu dengan dandelion, membuat ku ingin melukiskan dirimu, dengan dandelion.

Dan hari ini, ketika kopi ku sudah habis ku nikmati, aku segera mandi, dan pergi ke taman. Cuaca hari ini memang sangat mendukung sekali untuk berjalan-jalan di taman, dan karena ini hari kerja, mungkin akan sedikit orang-orang yang berkumpul di taman.

Dan, yeah.. Pagi ini kamu ada. Seperti biasa, dengan kamera mu, kamu sibuk untuk memotret dandelion, atau bahkan apa pun yang menurut kamu menarik. Aku mengeluarkan buku gambar ku, merobek halamannya, dan menghampiri mu.

Kamu kaget, ketika aku memberikan mu sebuah lukisan dirimu yang sedang meniup dandelion. "Untuk mu." kata ku.

"Apakah orang ini aku?" tanya mu, dengan muka yang menurut ku sedikit kagum dan kaget.

"Yeah.. dan aku rasa, sebuah lukisan bisa mewakil kan beribu-ribu kata yang tak bisa di utarakan secara langsung." kataku tersenyum.

Lega rasanya ketika mengetahui kamu menyukai lukisan ku, this is for you, my dandelion.

____________________________________________________________


cerpen random, masih belajar.
mohon bimbingannya, klo ada
kritik atau saran, silahkan komen :)
(c) septy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...