Aku menulis ini sambil mendengarkan Home dari Michael Buble..
Tiba-tiba aku merindukan rumah..
Bukan, bukan rumah lengkap dengan atap dan lantai
tempat aku tumbuh..
Bukan juga yang isinya sebuah ruang berisi furnitur
dan barang elektronik tempat aku dan keluarga berdiskusi..
Aku rindu kamu..
Aku rindu aku..
Aku rindu kita yang dulu lagi..
Aku
rindu cinta, yang sejak beberapa waktu lalu, sejak awal kita bertemu
menjadi rumah untukku..
Ke mana rumah itu sekarang?
Atau rumah itu tetap
ada tetapi aku yang tak sedang di rumah?
Lalu, berada di mana aku saat
ini?
Kamu di mana?
Banyak yang sudah kita lalui di rumah itu..
Tawa..
Canda..
Tangis..
Semua
menjadi satu membentuk sebuah bingkai..
Aku tak ingin semuanya hanya
menjadi bingkai kenangan..
Siapa pemilik rumah itu sebenarnya?
Aku, atau
kamu?
Mengapa tak kita miliki bersama saja rumah itu..
Kita tinggali
bersama..
Atau kamu sudah tidak mau lagi tinggal bersamaku di rumah itu?
Aku
akui..
Rumah itu tak sempurna, selalu ada tetesan-tetesan air mata keluar
dari atapnya..
Tapi juga banyak suara semilir gelak tawa dari jendelanya
yang rapuh sesekali melewati sela antara daun telinga..
Namun aku tak
ingin meninggalkannya..
Aku tak akan meninggalkannya tanpa kamu..
Aku tak
ingin rumah yang baru..
Yang aku ingin hanya rumah ini, bersama kamu..
Kamu..
Kembalilah ke rumah..
Tak inginkah kamu pulang?
Aku mau pulang..
Kayaknya familiar sama tulisan ini. Ini tulisan Bang Oka bukan ya?
BalasHapus